Detik Waktu

Sunday, December 11, 2011

NUKILAN DAKWAH ANAK MUDA (Siri 1)


Ini adalah satu nukilan,
Nukilan pengembaraan seorang manusia,
Asalnya ingin mencari sebuah bahagia,
Menikmati hidup dengan sisa yang ada.

Kisahnya bermula di sebuah desa,
Sangat terpencil jauh dipelosok dunia,
Rakyatnya aman hidup mereka beragama,
Adab dan budaya sangat terjaga.

Islam menjadi anutan hidup mereka,
Al-Quran dan Sunnah sentiasa dilaksana,
Anak kecil dan remaja sangat berbahasa,
Si tua pula akhlak mereka dijaga.

Maka di sana hiduplah seorang pemuda,
Rumah kayu tempat tinggal sekeluarga,
Hidup mereka sangatlah bersederhana,
Menikmati hidup sebelum ke sana.

Sejak kecil dididik menjadi manusia,
Menghiasi hidup dengan akhlak mulia,
Al-Quran di ajar sejak dari mula,
Sebagai panduan hidup di hari muka.

Sampai masa ingin dia mengembara,
Mencari pengalaman ilmu di kota,
Kata orang di sana sangatlah selesa,
Dengan segala kemudahan manusia dinoda.

Desa ditinggal bayu kota disapa,
Berjalan ia mengembara berdua,
Ditemani sahabat peneman bicara,
Mengharap sinar menanti di sana.

Sampai mereka disambut fajar hiba,
Azan subuh menjadi pemula bicara,
Hidup di kota merungkai rahsia,
Ilmu diharap pengalaman sangat didamba.

Tak kenal maka tak cinta,
Itulah kata yang selalu diguna,
Sebagai galakan untuk bersua,
Mengenal yang asing untuk disuka.

Lalu berjalan mereka mengelilingi kota,
Mengenal pelosok seperti yang dibicara,
Khabarnya indah sangat menggamit rasa,
Apakah sama hakikat seperti dikata.

Pandangan awal sangatlah selesa,
Kota diwarnai kemewahan yang dicipta,
Hasil dari tingginya ilmu yang dicerna,
Melalui kitab ilmuan dahulu kala.

Masa berlalu kehidupan sedikit tersisa,
Ilmu ditambah pengetahuan terus dijana,
Anak muda merasa tersangatlah gembira,
Walaupun di sana terselit sedikit duka.

Khabarnya tidak semulia yang dikata,
Zahirnya kebenaran semakin ternyata,
Yang tersirat mula dirungkai dek mata,
Hasil mengenal hati budi si kota.

Indah hanya pada pandangan manusia,
Tanpa melihat sudut nilaian agama,
Kota dihiasi dengan penuh durjana,
Manusia hidup hanya untuk dunia.

Ummatnya ramai lagi berbilang bangsa,
Hidupnya Muslim hanya pada nama,
Ibadah dan akhlak entah ke mana,
Mereka hidup dalam dosa sengsara.

Pembangunan fizikal sangatlah dibangga,
Mendirikan menara mengindahkan kota,
Dunia dijunjung akhirat dijaja,
Bangsa disanjung Agama dihina.

Maka tersentaklah hati si pemuda,
Melihat bangsa hanyut dek dunia,
Tekad dijana matlamat dibina,
Dakwah dan tarbiyah perlu dilaksana.

Bergabung ia dengan yang terjaga,
Mengatur strategi menyusun usaha,
Bersedia mereka untuk menabur jasa,
Memimpin ummat kembali kepada Yang Esa.

Pada Allah mereka mereka berdoa,
Dakwah ini pasti ada likunya,
Sunnah Rasulullah bakal dibawa,
Mengharap ummat sedar dari lena,

Inilah permulaan dakwah seorang pemuda,
Mendidik masyarakat memimpin bangsa,
Al-Quran dan Sunnah menjadi senjata,
Berjuang mengharap redha Yang Maha Esa.


Nukilan,
Mohd Afif Rabbani Abdullah
Kota Bharu, Kelantan.
15 Muharram 1433H.


1 comment:

  1. Seorang Ibu yang mengandungkan
    Maka dialah yang selayaknya
    membawa seorang anak bakal mujahid muda

    Sejuk hati Sejuk mata
    melihat anak memimpin mereka
    mereka-mereka golongan yang bertaqwa.

    Rabbana hablana min azwajina wa zurriyatina qurrata a'yun waja'alna lil muttaqina imama.

    Sejuklah perut ibu yang mengandungkan...

    ReplyDelete